Kesimpulan Penguasaan Materi “Perjalanan Pendidikan Nasional”
Perjalanan pendidikan nasional Indonesia dimulai dari zaman kolonial
(sebelum kemerdekaan), kemudian muncul gagasan filosofi pendidikan dari Ki
Hadjar Dewantara dan selanjutnya di zaman setelah kemerdekaan. Pendidikan pada
masa zaman kolonial di Indonesia memiliki beberapa poin penting, yaitu
pendidikan pada saat itu dapat dikatakan tidak adil dan tidak merata karena pendidikan
hanya ditujukan untuk anak-anak bangsawan dan keluarga terpandang saja.
Selain itu, sistem pembelajarannya juga bersifat memaksa dan
mengontrol. Sistem pendidikan masa kolonial tidak dapat menjadikan warga
pribumi belajar sepenuhnya. Melihat fenomena tersebut, Ki Hadjar Dewantara
mengorganisir dan memperbarui pendidikan nasional dengan mendirikan Taman Siswa
pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan memberi
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi, menurut Ki Hadjar Dewantara (2009),
“Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk
segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup
berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”.
Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak. Terkait dengan gagasan filosofi pendidikan Ki Hadjar
Dewantara, pengalaman baru yang saya dapat adalah bahwa pendidikan memberi
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai
seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sehingga, tujuan pendidikan adalah
untuk menjadikan manusia yang merdeka, merdeka berarti selamat raganya dan
bahagia raganya. Oleh karena itu, hal-hal yang akan saya praktekkan di kelas
nantinya adalah pendidikan yang memerdekakan dimana, pembelajaran berpusat pada
peserta didik.
Pendidik memberi pendampingan dan pengawasan serta memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk mengembangkan pengetahuannya seluas luasnya seiring
perkembangan zaman dan tidak terlepas dari fungsi kontrol kita sebagai pendidik
dan orang tua yaitu memberikan motivasi dan memberikan pengertian kepada anak
atau peserta didik agar tetap memegang teguh nilai-nilai atau norma-norma kemanusiaan
yang ada sehingga tujuan merdeka belajar dapat terwujud sesuai dengan semboyan Bapak
Ki Hajar Dewantara yaitu di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan,
dan di belakang memberi dorongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar